Berita BPSDM

Seri Pamungkas ASN Belajar , BPSDM Jatim Sukses Catatkan 461.785 Peserta Manfaatkan 48 Tema Webinar


SURABAYA - Webinar ASN Belajar telah sampai pada sesi pamungkas di akhir tahun 2022 ini. Tercatat sebanyak 461.785 sobat ASN telah memanfaatkan program yang diinisiasi Corpu SDG's BPSDM Jatim selama 48 seri tersebut.

Pada sesi pamungkas yang mengusung tema Kepemimpinan Berbasis Digital untuk Mendorong Terwujudnya Reformasi Birokrasi Tematik, turut menghadirkan  Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak sebagai narasumber, Jumat (23/12).

Sementata ituTema Reformasi Birokrasi tematik yang diusung merupakan tema serius bagi ASN. Sebagai mana pesan Presiden mendambakan birokrasi yang berdampak langsung kepada masyarakat. Misalnya urusan jalan akan terlihat kondisi jalan seperti apa, layanan rumah sakit ramah atau tidak, pengurusan KTP rumit apa tidak.

Tapi yang tidak bisa langsung terlihat dampaknya seperti pemberdayaan UMKM atau penguatan sektor pertanian. 

"Bapak Presiden menginginkan reformasi birokrasi yang langsung berdampak. Maka kata kuncinya adalah kehadiran negara di setiap sektor. Kedua, mengurangi tumpukan kertas. Padahal waktu kerja ini banyak habis untuk mengerjakan SPJ. Sementara kita sudah harus berubah ke arah simplifikasi.

Menurut Emil, terselenggaranya ASN Belajar hingga seri ke 48 ini merupakan pencapaian luar biasa sebagai bentuk keberlanjutan belajar. Terlebih peserta ASN Belajar ini berasal dari berbagai latar belakang tugas dan fungsi yang berbeda.

Terkait tema reformasi birokrasi tematik yang diusung, menurut Emil ini merupakan tema yang serius bagi ASN. Sebagai mana Presiden Jowo Widodo yang mendambakan birokrasi berdampak langsung kepada masyarakat. Misalnya urusan jalan akan terlihat kondisi jalan seperti apa, layanan rumah sakit ramah atau tidak, pengurusan KTP rumit apa tidak. Tapi ada juga beberapa layanan yang tidak bisa langsung terlihat dampaknya seperti pemberdayaan UMKM atau penguatan sektor pertanian. 

"Prinsipnya, Bapak Presiden menginginkan reformasi birokrasi yang langsung berdampak. Maka kata kuncinya adalah kehadiran negara di setiap sektor. Kedua, mengurangi tumpukan kertas. Padahal waktu kerja ini banyak habis untuk mengerjakan SPJ. Sementara kita sudah harus berubah ke arah simplifikasi," ujar Emil.

Wagub Emil  juga berpesan terkait pentingnya ketajaman intuisi khususnya pada level pemimpin. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Salah satunya ialah melalui birokrasi berbasis digital.

 "Hari ini tuntutan masyarakat sangat tinggi terhadap pelayanan masyarakat. Maka, pemimpin harus mampu menciptakan sistem birokrasi yang paling sederhana, cepat dan efisien untuk melayani masyarakat," ujar mantan Bupati Trenggalek tersebut.

Seri kali ini juga menjadi istimewa lantaran keikutsertaan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas. Disampaikannya, untuk memastikan reformasi birokrasi yang berdampak, diperlukan fokus pada prioritas pembangunan. Oleh karena itu, saat ini Kementerian PAN-RB telah menetapkan isu reformasi birokrasi secara tematik.

"Terdapat empat hal yang menjadi fokus dari program RB tematik ini. Diantaranya penanggulangan kemiskinan, peningkatan investasi, digitalisasi administrasi pemerintahan, serta percepatan prioritas aktual Presiden. Untuk program prioritas Presiden terbagi menjadi dua, yakni peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan pengendalian laju inflasi," jelas mantan Bupati Banyuwangi tersebut.

Sementara itu, Founder Rumah Perubahan Prof Rhenald Kasali yang juga hadir sebagai narasumber membeberkan tentang rumus perubahan. Menurutnya perubahan adalah tentang kecepatan dan populasi.

"Dari dulu manusia selalu menciptakan dunia baru, termasuk sistem dalam pemerintah. Maka pemanfaatan teknologi yang cepat memudahkan  pemerintahan melayani masyarakat dan menunjukkan bahwa populasi serta kecepatan teknologi merupakan pemicu perubahan," ujar dia.

Kendati demikian, Prof Rhenald mengingatkan terkait apa yang harus diperhatikan dalam menyikapi perubahan dalam pemerintah. Yaitu keseimbangan antara bureaucratic smart, academic smart, dan technology smart.

"Di birokrasi itu terlalu banyak orang yang dibiarkan memiliki kultur kerja 'penumpang' atua bergerak saat menerima perintah. Maka dari itu pentingnya menanamkan karakter self driving kepada setiap ASN" ujar dia.

Sementara itu, Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai menyampaikan terimakasih kepada seluruh tim yang telah menyukaeskan program Webinar ASN selama satu tahun terakhir. Apresiasinya juga disampaikan kepada seluruh Sobat ASN yang selalu antusias mengembangkan kompetensinya melalui Corpu SDG's BPSDM Jatim.

Khusus pada seri ke- 48 ini, webinar berhasil menjangkau 4.486 Sobat ASN dari berbagai daerah di Indonesia. "Ini seri yang istimewa di penghujung tahun 2022. Kita sengaja menghadirkan narasumber yang luar biasa dan hadir secara langsung bersama peserta," ujar Aries.

Aries mengatakan, webinar ASN Belajar ini merupakan inovasi sekaligus program unggulan yang telah banyak direplikasi di berbagai daerah dan lembaga. Program ini menarik ASN di berbagai wilayah Indonesia karena tema dan narssumbernnya sangat relevan dengan kebutuhan para ASN. Khususnya dalam memenuhi kebutuhan wawasan untuk menunjang kinerja di perangkat daerah masing-masing.

"Pada tahun 2023 mendatang, LAN RI akan melaksanakan program ASN merdeka belajar. Program ini juga akan selaras dengan inovasi Webinar ASN Belajar yang telah berjalan di BPSDM Jatim dalam satu tahun terakhir," ujar Aries.

Pada seri pamungkas ini, BPSDM Jatim merancangnya secara hybrid (daring dan luring) yang dihadiri oleh  Kepala OPD Pemprov Jatim, pejabat eselon 3 dan 4 dan pejabat struktural dan fungsional dilingkungan BPSDM Jatim. Tak hanya itu, suasana dalam seri terakhir ini juga semakin cair lantaran adanya hadiah eksklusif untuk Sobat ASN yang aktif.

"Kita berharap program ASN Belajar di tahun 2023 nanti akan lebih menarik dengan berbagai tema kekinian dalam menghadapi tantangan digitialisasi yang semakin kompleks," harap Aries.