Berita BPSDM

ASN Belajar Seri 6 BPSDM Jatim, Peserta Diajak Tinggalkan Kebiasaan Berpikir Analog Beralih ke 'MeTal'


SURABAYA - Percepatan teknologi digital memaksa semua orang untuk terbiasa berbaur dengan teknologi. Begitupun dengan dunia birokrasi. Maka, adaptasi dibutuhkan secara lebih cepat agar tak birokrasi tidak ketinggalan zaman.

Melalui webinar ASN Belajar seri-6, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur mengajak insan birokrasi untuk lebih melek digital (MeTal), Kamis (10/2).  Mengusung tema Optimalisasi Peran Relation Government di Era Digital, para ASN diharapkan lebih menyadari betapa cepatnya transformasi digital saat ini.

Sebagai narasumber pertama, Ketua Kelompok Kerja Industri Kreatif (KEIN) Irfan Wahid membeberkan topik ASN MeTal. Gus Ipang, panggilan akrabnya  menyampaikan, perubahan dunia digital pada begitu signifikan sejam  2014 hingga periode pandemi saat ini.  Ketika masyarakat mulai berbelanja online , bekerja secara online , berkomunikasi secara online , dan kegiatan lainnya secara online. Perubahan zaman ini sekaligus diiringi dengan perubahan pola kerja . "Pelayanan kepada masyarat pun turut berubah sehingga gaya komunikasi pun pasti berubah," tutur Gus Ipang.

Di sektor birokrasi, percepatan teknologi membawa kesenjangan bagi generasi pendahulu. Namun Irfan menegaskan hal itu bukan perkara seseorang bisa atau tidak bisa menggunakan teknologi. Tetapi itu soal kemauan mereka untuk terlibat dengan pemanfaatan teknolgi. "Jadi lebih pada masalah kesanggupan untuk berpikir secara digital atau mindset digital!," tegas dia.

Gus Ipang ini menambahkan, kebiasaan untuk berpikir secara analog yang menyebabkan ASN  kesulitan beradaptasi. Padahal, di era digital ini segala bentuk komunikasi harus berbasis data. Komunikasi publik, sebagai salah satu faktor terpenting pemerintah daerah juga harus menerapkan basis data untuk memaksimalkan capaian kerja.

"Komunikasi untuk mengoptimalkan pelayanan publik dan komunikasi untuk sosialisasi capaian kinerja menjadi faktor penting bagi pemerintah daerah agar publik memahami peran serta hasil kerja pemerintah," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipang  berbagi kiat  untuk mengoptimalkan komunikasi publik bagi ASN di pemerintahan daerah. Antara lain menyadari setiap ASN adalah ambassador Pemprov Jatim, membentuk tim komunikasi yang berdedikasi untuk menyosialisasikan program ke publik, dan menyadari bahwa berkomunikasi dengan ringan akan lebih mudah diterima oleh publik. Selain itu, pemerintah juga perlu membentuk tim khusus untuk amplifikasi konten yang terukur. "Era digital  tak mampu dihindari, ditambah lagi dengan adanya ekspektasi publik yang makin tinggi menuntut pelayanan publik yang cepat, efektif, efisien, transparan akuntabel dan responsif," ujar Gus Ipang. 

Sebagai narasumber kedua, Pakar Komunikasi Universitas Airlangga Dr Suko Widodo mengungkapkan, komunikasi yang baik akan sangat membantu ASN untuk saling memahami satu sama lainnya. Hal itu dapat menghindari kesalahpahaman dan akan saling memberikan rasa nyaman. 

"Dengan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dapat membangun hubungan yang baik pula dengan kolega atau rekan kerja. Membuka peluang bisnis maupun karier," tutur Sukowidodo.
 
Dijelaskan Suko, saat ini dan kedepan, digitalisasi menjadi faktor utama dalam proses interaksi kehidupan manusia. Untuk itu ASN harus bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan, bukan menyampaikan semua yang dietahui. "Karena apa yang anda ketahui belum tentu dibutuhkan oleh orang lain,” ujar Suko Widodo. 

Pada sesi akhir Webinar ASN Belajar Suko Widodo mengutip kata-kata futurolog Amerika terkenal yakni Alvin Toffler. "Orang yang buta huruf di abad 21 bukanlah orang yang tidak bisa baca tulis, melainkan orang yang tidak mau belajar dan orang yang hanya mengulang-ulang pelajaran di masa silam," kata Suko Widodo.

Dalam webinar tersebut, antusiasme peserta kembali membludak. Tak kurang dari 2 ribu ASN se-Indonesia mengikuti forum virtual tersebut. Antara lain berasal dari Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Jambi, Jawa Barat dan daerah lainnya.*