Berita BPSDM

ASN Belajar Seri Empat, BPSDM Jatim Targetkan Pengembangan Kompetensi WI


Diikuti WI  dan Guru dari Berbagai Daerah , ASN Belajar Seri Empat Fokuskan Pengembangan Kompetensi Widyaiswara

SURABAYA - Widyaiswara (WI) merupakan ujung tombak bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM) di instansi pemerintahan. Untuk itu, keberadaan WI perlu terus mendapat perhatian, khususnya terhadap kompetensi yang senantiasa harus diupdate.

Seperti yang dilakukan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim melalui program 'ASN Belajar' yang rutin dilakukan setiap pekan. Pada webinar 'ASN Belajar' seri keempat, BPSDM Jatim secara khusus mengundang WI dan para ASN lainnya se Indonesia untuk mendorong kreatifitasnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar ASN, Kamis (27/1/22).

Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai dalam sambutanya menjelaskan,   WI memiliki peran yang penting dalam setiap proses pendidikan dan pelatihan ASN. Sehingga, WI harus memahami berbagai metode pengajaran yang kreatif agar proses transfer knowledge melalui materi yang diberikan lebih mudah dicerna bagi peserta pelatihan.

Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Hal ini juga memberikan tantangan tersendiri bagi WI untuk mampu beradaptasi dengan sistem pembelajaran daring maupun tatap muka. “Pandemi COVID – 19 tidak boleh menjadi halangan untuk menjadi kreatif. Sebaliknya, pandemi ini harus dijadikan tantangan dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang biasa dilakukan secara virtual. WI harus dapat beradaptasi dengan kondisi itu," ujar Aries.

Webinar ASN Belajar seri keempat dengan peserta WI ini secara khusus mengusung topik pembahasan “Creative Learning For Widyaiswara”. Penyelenggaraan webinar kali ini BPSDM Jatim  bekerjasama dengan lembaga pelatihan skala nasional, MarkPlus Institute. Antusiasme dari 1600 peserta kembali meramaikan kelas 'ASN Belajar' melalui virtual zoom dan  channel Youtube BPSDM TV.  Selain WI, peserta yang juga mengikuti adalah ASN guru serta ASN fungsional.

Fasilitator dari MarkPlus Institute Argo Bramantya mengatakan, bagi seorang tenaga pengajar sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi peserta sejak detik pertama di mulai. Bahkan, 30 detik pertama merupakan momen paling menentukan bagi sebuah jalannya sesi dalam pelatihan.

"Pada 30 detik pertama anda akan dinilai oleh audiens. Jadi anda harus tampil dengan performance sempurna di detik-detik awal itu. Jangan lupa berikan joke-joke segar, kata-kata menarik, mengungkapkan fakta – fakta, sehingga dapat memberi penyegaran dalam materi”, ujar pria yang akrab disapa Bram tersebut.

Dalam paparannya, Bram juga membagikan tiga tips bagi WI dalam menyusun konten pelatihan agar konten pelatihan menjadi menarik. Pertama, menyederhanakan hal yang rumit. Maka materi yang sederhna dan mudah dipahami oleh peserta pelatihan semestinya menjadi pilihan dibandingkan materi yang bertele-tele.

Kedua, rapikan dan kelompokkan ide – ide yang acak. Hal ini akan menjadikan konten bahan ajar menjadi sistematis dalam penyampaiannya.

Ketiga ialah story-boarding. "Jangan terbiasa menyajikan penulisan yang panjang dan lebar, namun sulit dimengerti. Sajikan konten pelatihan seperti halnya kita bercerita, agar audiens mudah memahami alur presentasi modul pelatihan kita," jelas Bram.

Diakhir paparannya, Bram juga menyampaikan strategi bagi WI, untuk membuat peserta pelatihan tidak cepat bosan. Yakni menyajikan materi poin demi poin dan menambahkan efek animasi. 

”Harap diperhatikan, presentasi yang membosankan tidak akan pernah terpatri dalam hati peserta pelatihan. Maka, ciptakan bahan materi yang sebaik-baiknya dan semenarik mungkin,” pungkas Bram.