Berita BPSDM

BPSDM Jatim Respon Cepat Perubahan Kebijakan Latsar dan Latihan Kepemimpinan


SURABAYA - Sejumlah perubahan kebijakan terjadi dalam pelatihan kepemimpinan dan latsar CPNS. Di antaranya ialah perubahan pedoman penyelenggaraan, kurikulum dan materi. Hal ini menuntut Widyaiswara (WI) untuk segera beradaptasi baik dalam melaksanakan kebijakan maupun kapasitasnya untuk mengajar.

Berbagai perubahan kebijakan sekaligus upaya peningkatan kapasitas WI tersebut dibahas secara mendalam pada program Pengembangan SDM Widyaiswara Tahun 2022 yang digagas Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim, Rabu (2/2).

Mengusung tema Peningkatan Peran WI dalam Merespon Perubahan Kebijakan Pelatihan Kepemimpinan dan Latsar CPNS, forum yang digelar secara virtual itu menghadirkan narasumber yang kompeten langsung dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. Di antaranya ialah Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN- RI Dr Muhammad Taufiq, DEA serta Kapus Pembinaan Program dan Kebijakan Bidang Kebijakan Bangkom ASN LAN-RI Erna Irawati M.Pol.Adm.

Dalam kesempatan itu, Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai mengatakan sejak awal tahun 2022 instansi yang dia pimpin telah menggencarkan berbagai program untuk mendukung Jatim Corporate University (Corp-U) sesuai amanat Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Di antaranya ialah program webinar ASN Belajar yang digelar setiap pekan dengan peserta dari berbagain instansi pemerintahan baik di lingkungan Pemprov Jatim maupun ASN lain se-Indonesia.

Sementara terkait  perubahan kebijakan pelatihan kepemimpinan dan Latsar CPNS, Aries mengatakan BPSDM Jatim sangat siap untuk menerapkan berbagai perubahannya. Karena itu, percepatan informasi untuk digunakan BPSDM Jatim sebagai pedoman penyiapan SDM WI dan sarana prasarana untuk penyelenggaraan pelatihan. ”Apapun yang menjadi kebijakan dan regulasi baru dari LAN RI, kami ingin BPSDM Jatim menjadi yang paling pertama mendapatkan informasi tersebut, ” ujar Aries.  

Kunci untuk menghadapi tantangan VUCA dan bagaimana mengadapinya adalah dengan melakukan kolaborasi. Aries mengatakan, BPSDM Jatim telah melakukan    kolaborasi antara lain dengan WI di luar BPSDM Jatim (dalam naungan APWI Jatim) untuk menjadi tenaga pengajar/fasilitator, melaksanakan MoU dengan BPSDM Provinsi, melaksanakan kerja sama lintas provinsi, dan saling berbagi peran dan saling memperkaya pengetahuan melalui kegiatan knowledge sharing, forum ilmiah, dan lain lain.

”Langkah-langkah ini akan memperkuat kami dalam hal penyelenggaraan bidang pelatihan. Terutama pada pelatihan kepemimpinan dan latsar sehingga target pengembangan kompetensi ASN di Jatim dapat tercapai," tutur Aries.  

Di akhir sambutannya, Aries mengucapkan terima kasih atas kehadiran para narasumber karena telah memberikan tambahan semangat bagi BPSDM Jatim  untuk terus berjuang dalam pengembangan kompetensi ASN menjadi lebih baik. 

Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara LAN RI Dr Muhammad Taufiq.  Dalam paparannya, Taufiq menjelaskan saat  ini dunia tengah dihadapkan pada era triple distruption (era perubahan) yang meliputi digital distrupsion, milenial distrupsion, dan pandemic distrupsion. Untuk menghadapi itu di butuhkan kualitas ASN yang mampu adaptif terhadap perubahan ini.

”Kapasitas learning menjadi kunci survive di tengah perubahan ini. Untuk itu setiap organisasi diharapkan dapat menyiapkan talenta - talenta yang dapat mengawal tranformasi organisasinya,” ujar Taufiq.

Saat ini terjadi pergeseran paradigma training ke learning yang mendukung organisasi dan individu belajar untuk belajar (learn to learn) serta bisa menciptakan terobosan baru. 

Untuk merespon perubahan tersebut, Taufiq menjelaskan LAN RI tahun 2022 telah membuat beberapa kebijakan. Antara lain agile learning  untuk pelatihan kepemimpinan, latsar, dan teknis dengan desain pelatihan smart governance, penguatan JF Widyaiswara, digital learning yang memperkuat ASN unggul menjadi learning marketplace, dan Jatim CorPU.

Selain itu, LAN RI juga telah melaksanakan pembelajaran berbasis sharing melalui penerapan model colaborative learning. Hal itu sesuai Perkalan No 16 Tahun 2020 tentang community of practice (CoP) dan membangun Rumah Cerdas Widyaiswara Indonesia (RCWI). Sebagai platform CoP berbasis crowdsourcing yang berguna untuk pengembangan mandiri kompetensi WI di seluruh Indonesia.

Sementara itu,  Erna Irawati, Kapus Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi menjelaskan, perubahan kebijakan pengembangan kompetensi ASN meliputi desain program kurikulum, strategi penyampainya materi WI, teknologi, dan penjaminan kualitas diarahkan pada konsep smart ASN.  Sehinggan, ASN setelah mengikuiti pelatihan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dengan menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di lingkungan kerjanya. 

Erna menekankan, untuk berubah perlu adanya kerjasama mulai dari penyelenggara pengampu materi, coach dan tenaga pelatihan lainnya hingga LAN RI dari sisi kebijakan. "Selain itu keberhasilan pembelajaran ditentukan dari dukungan dan kerjasama antara  peserta, pengampu materi, coach, mentor dan dukungan instansi dengan difasilitasi Lemdik," pungkas Erna.*