Berita BPSDM

ASN, Jangan Jadi Generasi Strawberry


SURABAYA - Strawberry generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati alias rapuh. Ini telaah Kepala Puslatbang KMP LAN Makassar, DR. Andi Taufik Msi, dalam kegiatan Latihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan II 92-95, di Kampus STIESIA Surabaya, Rabu (30/11/2022)

Dalam Latsar CPNS yang diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Prov Jatim tersebut, Andi menjelaskan, generasi strawberry memang penuh gagasan-gagasan kreatif dari anak-anak muda, sekaligus juga tidak kalah banyak cuitan resah penggambaran suasana hati yang dirasakan oleh mereka.

Dengan mengutip pendapat Prof. Rhenald Kasali – Guru Besar Universitas Indonesia. kata Andi fenomena strawberry generation jangan sampai menjadi seperti fenomena flexing yakni crazy rich bohong-bohongan dan lain sebagainya. Karena itu, Aparatur Sipil Negara (ASN) jangan terjebak menjadi generasi strawberry tersebut.

Andi Taufik juga menjabarkan, ASN harus paham betul tentang diri dan posisinya. Mereka tidak bisa lagi bersikap seenaknya sendiri. “Kira-kira pantas ngga kalau ada ASN yang datang ke kantor dengan baju dan celana belel dan awut-awutan,” tanya Andi ke peserta 160 Latsar CPNS tersebut.

Menurut Andi, karena mereka telah menjadi ASN, maka harus memiliki disiplin yang bagus, cara berpikirnya bagus, budaya kerjanya bagus dan sanggup menjadi pelayan publik yang profesional. “Pintar saja tidak cukup, knowledge saja masih kurang, ASN harus memiliki softskill dan attitude yang bagus,” tegas Andi Taufik.

Doktor Ilmu Administrasi Publik lulusan Universitas Negeri Makassar itu juga mengajak peserta Latsar mencermati Pengertian Akhlak BUMN adalah singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif yang merupakan menjadi Core Values ASN.

Kata Andi, menjadi ASN harus bisa menjaga amanah sebagai pelayan publik yang profesional dan berdedikasi. Karena itu mereka harus memiliki kompetensi yang unggul. ASN harus mengutamakan kehidupan yang harmoni di tempat mereka bekerja dan hal tersebut sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia.

Selain menjaga kehidupan agar tetap harmonis, ASN juga harus memiliki loyalitas kepada instansi dan pimpinannya. Mereka (ASN) harus adaptif terhadap segala perubahan zaman. “Melayani masyarakat sepuluh lalu tidak bisa lagi digunakan untuk masa sekarang, sudah sangat berbeda” terang Andi.

Selanjutnya, menjadi ASN profesional juga harus mampu bekerjasama antar sesama ASN sekaligus menjalin kolaborasi dengan semua stake holder dari instansi dimana ia bekerja.

Andi juga menjawab pertanyaan salah seorang peserta Latsar. Bagaimana jika tempat kerjanya kurang mendukung mendukung budaya akhlak dan profesionalitas?. Andi menegaskan, justru itulah menariknya dan itu menjadi tantangan tersendiri bagi ASN bersangkutan. “Jangan menyerah, jadilah lilin-lilin kecil di tengah kegelapan. Tidak ada 1000 langkah yang bisa Anda tempuh, kecuali dari satu langkah yang Anda mulai saat ini,” pungkas Andi Taufik.