Berita BPSDM

Webinar ASN Belajar Seri 8 BPSDM Jatim, Kupas Tuntas Ancaman dan Strategi Hadapi Toxic dalam Hubungan Kerja


SURABAYA - Membangun sebuah hubungan kadang tak selalu berjalan mulus. Tak terkecuali hubungan antar pegawai di lingkungan kerja. Merasa direndahkan, diperlakukan tak adil, atau bahkan menjadi sasaran amarah. Kamis (9/3).

Hati-hati, situasi yang dewasa ini dikenal dengan toxic relationship itu bisa jadi akan sangat menganggu produktifitas dan profesionalitas kinerja pegawai. Tak terkecuali bagi ASN di lingkungan kerja pemerintahan. Lantas bagaimana mengatasinya?

Fenomena yang kini marak diperbincangkan itu secara khusus dikupas dalam Webinar ASN Belajar Seri 8 tahun 2023 yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim, Kamis (09/3). Mengusung tema "Toxic Relationship: Strategi Menghadapi Pasangan dan Lingkungan Kerja yang Toxic", Webinar ASN Belajar Seri 8 menghadirkan tiga narasumber kompeten. Di antaranya Psikolog & CEO Analisa Personality Development Center (APDC) Indonesia Analisa Widyaningrum, Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Maulina Pia Wulandari dan Survivor Toxic Relationship Nia Aryawati.

Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Maulina Pia Wulandari mengatakan, toxic relationship dapat dilihat dari hubungan antar personal yang tidak saling mendukung bahkan saling merusak. Beberapa indikator hubungan tersebut toxic adalah munculnya rasa tidak aman, egoisme, dominasi dan kontrol. Dan dalam lingkungan kerja ada beberapa subyek yang berpotensi bersikap toxic. Diantaranya adalah sosok pimpinan, rekan kerja, proses bekerja, dan ekosistem organisasi.

 "Saat ingin menyampaikan suatu kritik yang dalam, ikuti juga dengan saran. Sehingga, kita tidak menjadi pelaku toxic behavior. Kemudian salah satu cara untuk menghadapi situasi toxic ini adalah dengan mencari dukungan sosial. Namun harus ekstra waspada, karena cara ini agak tricky"  jelas Pia Wulandari.

Sementara itu, Psikolog dan Founder APDC Indonesia Analisa Widyaningrum menjelaskan, tidak semua kendala pada suatu hubungan menjadi alasan untuk disebut toxic relationship.

"Ketika seseorang terjebak pada relasi yang toxic, apakah bisa berubah? jawabannya adalah dari perubahan diri sendiri. Ketika sudah merubah diri sendiri maka akan tercipta healthy relationship. Sebaliknya jika dipaksa berubah akan hanya terhindar dengan jangka waktu tertentu" jelas dia.

Menurutnya, keadaan otak manusia dalam menghadapi toxic relationship akan membentuk dinamika. Dimulai dari fase tidak siap, menyangkal, menyadari, menerima, melangkah, memutuskan, dan terintegrasi. "Tugas kita adalah melakukan strategi untuk terus melangsungkan hidup yang berharga" pesannya.

Selanjutnya Nia Aryawati Survivor Toxic yang berhasil survive dari hubungan yang toxic menceritakan berbagai pengalaman berharganya. Pihaknya berpesan, dalam keadaan terpuruk dan kehilangan, seseorang harus move on dari hubungan yang toxic. "Berani terus melangkah dan ambil pelajaran dari setiap kejadian. Itulah satu-satunya cara untuk survive dari toxic relationship," ujar dia.

Dalam ASN Belajar seri 8 kali ini, sebanyak 13.428 sobat ASN dari berbagai daerah di Indonesia turut berpartisipasi. Pada kesempatan yang sama, BPSDM Jatim menerima BPSDM Sulawesi Barat dan BPSDM Sulawesi Selatan di Studio ASN Belajar seri 8 di ruang kelas F Corpu SDGs.

Kemasan ASN Belajar seri 8 berkolaborasi dengan WePro Communication, serta akses sertifikat tidak berbayar yang didukung oleh Indev. Tidak ketinggalan pula pada seri ini diberikan gift eksklusif berupa payung, powerbank, diffuser, dan t-shirt dengan logo Corpu SDGs dan ASN Belajar.